Friday, February 21, 2025

Ritual Grooming di Era Modern: My Perspective



Sekitar 10 tahun lalu, mungkin kita baru sadar bahwa rambut adalah mahkota kita. Iya, kita, para pria. Sebelumnya, kita nggak begitu peduli soal rambut—nggak tahu kalau rambut harus rapi, harus disisir, harus pakai produk styling, dan harus ada produk perawatan setelahnya. Tapi sekarang, semua itu terasa jauh lebih penting. Kesadaran ini datang melalui proses panjang, bukan dalam semalam.

Dari posisi gue sekarang, terasa banget bahwa porsi perawatan rambut jauh lebih besar daripada sekadar gaya-gayaan. Bisa jadi karena umur, genetik, atau gaya hidup, rambut nggak setebal, sekuat, dan sekeren dulu. Atau mungkin ini cuma gue aja. Semoga lo semua yang baca nggak mengalami hal yang sama.

Gue mau share perspektif gue soal grooming dan bagaimana kita seharusnya merawat diri, khususnya di area “leher ke atas.”

Lebih dari Sekadar Potongan Rambut

Buat banyak dari kita, grooming bukan cuma soal tampil rapi. Ada sesuatu yang lebih dalam dari itu—rasa nyaman sama diri sendiri, rasa percaya diri yang muncul begitu lo lihat ke cermin dan ngerasa, “Ini gue banget.” Karena itu, kita harus melihat grooming sebagai ritual—bukan karena keharusan, tapi karena kebutuhan.

Setiap orang punya caranya sendiri dalam merawat diri. Ada yang simpel, cukup dengan potong rambut rutin dan styling seadanya. Ada juga yang lebih detail, mulai dari perawatan kulit kepala, pemilihan produk, sampai ke ritual setelah cukur.

Kalau dibandingkan dengan gue yang 10 tahun lalu, cara memandang grooming udah jauh berubah. Sekarang gue potong rambut nyaris 1-2 minggu sekali, jadi jauh lebih sering. Karena rambut menipis dan nggak tumbuh seimbang, proporsi connection antar section harus dijaga. Maksudnya? Gue harus lebih sering dari sebelumnya bilang ke barber yang motong rambut gue, “Bang, rapihin aja.”

Facial hair juga harus dirawat lebih sering. Karena gue sekarang manjangin dan merawat kumis serta jenggot, proporsinya harus di-set sesering mungkin. Telat lebih dari 1 minggu, kadang offset jauh banget, walaupun masih dalam kategori rapi. Ini mungkin yang bikin ritual grooming di hari Kamis atau Jumat jadi terasa spesial.

Rasulullah ﷺ bersabda:

“Cukurlah kumis dan peliharalah jenggot, selisilah orang-orang Majusi.”

(HR. Muslim no. 259)

 Selain itu, meminyaki rambut juga bagian dari sunnah. Rasulullah ﷺ selalu menjaga kebersihan dan kesehatan rambutnya dengan minyak.

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah ﷺ bersabda:

“Barang siapa memiliki rambut, maka hendaklah ia memuliakannya (merawatnya dengan baik).”

(HR. Abu Dawud no. 4163, dishahihkan oleh Al-Albani)

Dan buat gue, salah satu ritual yang paling underrated adalah nose wax. Sebuah kebutuhan yang nggak disadari sampai akhirnya lo nyoba dan baru ngeh bahwa ini adalah game-changer.

Produk Styling: Preferensi yang Berubah

Dalam hal produk, preferensi gue juga berubah. Heavy hold styling product udah bukan favorit. Anehnya, gue nggak terlalu concern soal shine atau nggak sebagai definisi produk modern. Selama produknya cukup light, flexible (mudah ditata ulang), punya hold yang cukup, praktis dipakai, dan punya wangi yang enak, gue bakal pakai.

Soal fragrance dalam produk, sekarang preferensi gue terbagi jadi dua kategori:

• Fresh & light

• Bold & woody

Selain dari dua kategori fragrance itu, sepertinya gue nggak akan pakai. Dan hal yang sama berlaku buat produk perawatan rambut (hair care). R&D di Chief juga banyak mengarah ke arah ini.

Fragrance: Sering Terlupakan, Tapi Krusial

Ini bagian yang agak tricky. Banyak pria nggak terlalu peduli soal parfum, atau kalau peduli pun, seringkali yang lebih dominan dalam memilih adalah istri mereka. Sekarang, edukasi soal parfum udah masif, apalagi dari brand-brand lokal yang ngajarin soal fragrance notes dan karakter aroma.

Kalau kita lihat dari sisi sunnah, memakai wewangian itu bukan cuma soal menarik perhatian, tapi juga bagian dari kebiasaan Rasulullah ﷺ. Dalam sebuah hadits disebutkan:

“Barang siapa ditawari wewangian, janganlah ia menolaknya. Karena sesungguhnya ia ringan bawaannya namun harum baunya.”

(HR. Abu Dawud no. 4172, dishahihkan oleh Al-Albani)

Selain itu, Rasulullah ﷺ juga menyukai penggunaan musk. Beliau pernah bersabda:

“Gunakanlah musk, karena sesungguhnya ia termasuk minyak yang terbaik dan merupakan bagian dari sunnah.”

(HR. Tirmidhi, hasan)

Hadits ini mengingatkan kita bahwa menjaga aroma diri merupakan bagian penting dari perawatan diri yang baik. Buat gue, wangi pria itu harus jelas, dan kalau lo belum punya aroma yang khas, mungkin ini karena di Indonesia masih jarang ada barbershop dengan signature scent yang kuat sampai lo pengen ‘bawa pulang.’

Trust me, we are working on this.

Hair Care: The Real Game-Changer

Kalau lo udah mulai ngeh bahwa grooming takes a significant proportion of your daily life, ada beberapa hal yang bisa lo pertimbangkan:

• Pilih sampo yang sesuai. Rambut kering, berminyak, gampang rontok—masing-masing butuh produk yang beda.

• Conditioner dan sejenisnya. Kalau rambut lo sering terasa kasar atau kaku setelah keramas, ini game-changer.

• Tonic & serum. Jangan nunggu ada masalah, justru lebih baik kalau lo mulai sekarang.

• Hair oil. Love this.

Ritual ini penting. Lebih penting dari yang lo over-simplify. Yang penting sebenarnya serutin mungkin aja. Kalau gue, locking jadwal grooming di tiap hari Kamis. Kalau nggak match di lo timing-nya, paling nggak lo set di reminder.

Tight grooming schedule, intervensi hair care yang pas, dan styling yang sesuai bakal jadi formula modern dari ritual grooming laki-laki sejati masa kini.