Sejauh hampir 1,5 tahun lalu, kegilaan ini dimulai. Ngga terasa udah berkali-kali "terpaksa" kami bercerita latar belakang, alasan, cerita singkat atau apapun namanya untuk menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi di "halaman belakang" Barbershop kami. Seakan tidak pernah lelah kami mencoba menjelaskan banyak hal ke banyak wartawan yang datang. Tapi kerap kami sendiri tidak merasa puas dengan jawaban kami sendiri, ".... ohiya lupa cerita yang itu...", "..... ohiya lupa tadi bilang kalo ini ...." dan ini tidak terjadi hanya sekali dua kali karena rasa tidak puas untuk berbagi ini terus menerus ada di dalam benak kami seiring kami melakukan perbaikan dan pengembangan untuk bisnis kami yang masih bayi ini.
Suatu ketika salah satu tabloid kenamaan ibu kota menampilkan headline bertajuk pangkas rambut. Dengan banyak barbershop kenamaan ibu kota, kali ini tidak luput sebuah sejarah kelam bangsa kita ikut disertakan dalam rangkaian cerita. Inspirasipun mengalir. Gue putusin gue mau coba bikin buku. Tapi buku ini bukan buku ilmiah, tapi buku novel dengan bumbu sejarah. Dibantu sahabat gue Apit, bulan lalu outline sudah selesai dan tinggal finalisasi karakter masing - masing tokoh.
Tantangannya adalah: Gue belom pernah bikin tulisan novel. Bukan penggemar novel dengan buku bacaan novel di lemari buku hampir bisa dibilang tidak ada. Apa yang ada di kepala gue untuk mulai, gue ngga ngerti juga.
But I think its time for me to try something else, something different. From my perspective its a deadly combination of things that I've always passionate about.
Here comes the teaser.
Here comes the teaser.
- Imam's Part
********
Bernama lengkap Imam Astrajingga, ia adalah
seorang Barber yang Oky dan Fatsi kenal dari Barber legendaris di area kemang bernama
Iwan Tattoo. Iwan adalah Barber kepercayaan
selebritis Jakarta bernama Alex, pemilik Alexander Barbershop. Di dalam
kesehariannya, Iwan Tattoo memiliki tangan kanan bernama Yudis yang merupakan
Barber langganan Fatsi bila sedang berkunjung rutin 2 kali seminggu ke
Alexander Barbershop. Yudis inilah yang semulanya akan direkrut Fatsi dan Oky
sebagai barber. Namun setelah Yudis berdiskusi dengan Iwan, maka yang diusulkan
adalah Imam, keponakannya yang terdekat dan saat ini sedang bekerja di pangkas
rambut.
Berparas tinggi langsing, berkulit putih dan
gaya bicara yang santun, pria berwajah tampan ini bekerja sehari-hari sebagai
pemangkas rambut di Pasar Jatinegara Jakarta Timur. Pemuda ini baru saja menginjakkan
kakinya di usianya 25 tahun. Lepas dari usianya itu, Fatsi dan Oky dapat melihat
dengan jelas semangat dan ambisi terpancar di mata sang kandidat Barber muda
ini dari kali pertama mereka duduk disatu meja cafe disebelah Barbershop yang tengah
dibangun. Berdandan ala rock and roll dengan kaos band metal warna hitam,
skinny jeans dan sepatu boot, anting di kuping kiri, Oky dan Fatsi punya
keyakinan bahwa Imam adalah “seniman” yang tepat untuk mengisi salah satu kursi
Takara Classic yang sudah mereka refurnish untuk melayani konsumen. Dari
Interview tidak ada sekalipun keraguan terpancar dari dalam diri Imam untuk
bergabung dan semangat terlihat jelas dari kerelaan tangannya membantu proses
renovasi Barbershop milik Oky dan Fatsi. Kualitas kerja Imam pun terbukti saat audisi
tes dilakukan di rumah Fatsi.
Imam memutuskan menjadi seorang Barber tanpa
pengaruh dari siapapun. Bersama teman – temannya, pria yang terkenal hobby
bermain volley waktu SMA ini hanya melanjutkan tradisi dari bapaknya yang
bekerja sebagai pemangkas rambut di pasar Xxxxx. Tinggal di kontrakan reot,
anggur cap orang tua menjadi tegakannya bersama teman-temannya tiap malam
setelah selesai bekerja. Semua rambut dari jumlah kepala yang dipotong hari itu
berubah menjadi sajen setan setiap malam harinya menyisakan pening dikepala
setiap paginya. Namun kenikmatan sebagai seorang seniman adalah hidup dengan
bebas, Imam pun terbelenggu dalam perputaran kesehariannya di Jakarta bersama
teman-temannya.
Setelah renovasi selesai, Chief Barbershop yang
digawangi oleh Fatsi dan Oky serta beranggotakan penyerang Imam dan Ilham, duo
yang lolos seleksi rekrutment management resmi dibuka. Dia akhir tahun 2013,
Oky dan Fatsi mengambil keputusan yang mengagetkan Industry Barbershop di
Jakarta. Outlet yang berlokasi di jantung hype kota Jakarta Selatan, Senopati,
dipenuhi kalangan pergaulan Jakarta karena Oky dan Fatsi mengambil kebijakan
melepas omzet rupiah mereka selama 2 minggu terakhir bulan Desember 2015 dengan
memberikan free cut. Tanpa bisa berisitirahat Imam dan Ilham masing – masing
memotong hampir 15 kepala setiap harinya. Strategi ini diambil Oky dan Fatsi
untuk membuktikan bahwa hasil pemikiran dan training mereka akan membuahkan
hasil yaitu dikenalnya Chief Barbershop dengan, sementara ini, duet penyerang maut
Imam-Ilham.
******
.... to be continued ....
******
.... to be continued ....
No comments:
Post a Comment