Monday, July 6, 2015

New Chapter in Business

Sejauh hampir 1,5 tahun lalu, kegilaan ini dimulai. Ngga terasa udah berkali-kali "terpaksa" kami bercerita latar belakang, alasan, cerita singkat atau apapun namanya untuk menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi di "halaman belakang" Barbershop kami. Seakan tidak pernah lelah kami mencoba menjelaskan banyak hal ke banyak wartawan yang datang. Tapi kerap kami sendiri tidak merasa puas dengan jawaban kami sendiri, ".... ohiya lupa cerita yang itu...", "..... ohiya lupa tadi bilang kalo ini ...." dan ini tidak terjadi hanya sekali dua kali karena rasa tidak puas untuk berbagi ini terus menerus ada di dalam benak kami seiring kami melakukan perbaikan dan pengembangan untuk bisnis kami yang masih bayi ini.

Suatu ketika salah satu tabloid kenamaan ibu kota menampilkan headline bertajuk pangkas rambut. Dengan banyak barbershop kenamaan ibu kota, kali ini tidak luput sebuah sejarah kelam bangsa kita ikut disertakan dalam rangkaian cerita. Inspirasipun mengalir. Gue putusin gue mau coba bikin buku. Tapi buku ini bukan buku ilmiah, tapi buku novel dengan bumbu sejarah. Dibantu sahabat gue Apit, bulan lalu outline sudah selesai dan tinggal finalisasi karakter masing - masing tokoh. 

Tantangannya adalah: Gue belom pernah bikin tulisan novel. Bukan penggemar novel dengan buku bacaan novel di lemari buku hampir bisa dibilang tidak ada. Apa yang ada di kepala gue untuk mulai, gue ngga ngerti juga. 

But I think its time for me to try something else, something different. From my perspective its a deadly combination of things that I've always passionate about.

Here comes the teaser.

- Imam's Part

********

Bernama lengkap Imam Astrajingga, ia adalah seorang Barber yang Oky dan Fatsi kenal dari Barber legendaris di area kemang bernama Iwan Tattoo. Iwan adalah Barber kepercayaan selebritis Jakarta bernama Alex, pemilik Alexander Barbershop. Di dalam kesehariannya, Iwan Tattoo memiliki tangan kanan bernama Yudis yang merupakan Barber langganan Fatsi bila sedang berkunjung rutin 2 kali seminggu ke Alexander Barbershop. Yudis inilah yang semulanya akan direkrut Fatsi dan Oky sebagai barber. Namun setelah Yudis berdiskusi dengan Iwan, maka yang diusulkan adalah Imam, keponakannya yang terdekat dan saat ini sedang bekerja di pangkas rambut.



Berparas tinggi langsing, berkulit putih dan gaya bicara yang santun, pria berwajah tampan ini bekerja sehari-hari sebagai pemangkas rambut di Pasar Jatinegara Jakarta Timur. Pemuda ini baru saja menginjakkan kakinya di usianya 25 tahun. Lepas dari usianya itu, Fatsi dan Oky dapat melihat dengan jelas semangat dan ambisi terpancar di mata sang kandidat Barber muda ini dari kali pertama mereka duduk disatu meja cafe disebelah Barbershop yang tengah dibangun. Berdandan ala rock and roll dengan kaos band metal warna hitam, skinny jeans dan sepatu boot, anting di kuping kiri, Oky dan Fatsi punya keyakinan bahwa Imam adalah “seniman” yang tepat untuk mengisi salah satu kursi Takara Classic yang sudah mereka refurnish untuk melayani konsumen. Dari Interview tidak ada sekalipun keraguan terpancar dari dalam diri Imam untuk bergabung dan semangat terlihat jelas dari kerelaan tangannya membantu proses renovasi Barbershop milik Oky dan Fatsi. Kualitas kerja Imam pun terbukti saat audisi tes dilakukan di rumah Fatsi.


Imam memutuskan menjadi seorang Barber tanpa pengaruh dari siapapun. Bersama teman – temannya, pria yang terkenal hobby bermain volley waktu SMA ini hanya melanjutkan tradisi dari bapaknya yang bekerja sebagai pemangkas rambut di pasar Xxxxx. Tinggal di kontrakan reot, anggur cap orang tua menjadi tegakannya bersama teman-temannya tiap malam setelah selesai bekerja. Semua rambut dari jumlah kepala yang dipotong hari itu berubah menjadi sajen setan setiap malam harinya menyisakan pening dikepala setiap paginya. Namun kenikmatan sebagai seorang seniman adalah hidup dengan bebas, Imam pun terbelenggu dalam perputaran kesehariannya di Jakarta bersama teman-temannya.

Setelah renovasi selesai, Chief Barbershop yang digawangi oleh Fatsi dan Oky serta beranggotakan penyerang Imam dan Ilham, duo yang lolos seleksi rekrutment management resmi dibuka. Dia akhir tahun 2013, Oky dan Fatsi mengambil keputusan yang mengagetkan Industry Barbershop di Jakarta. Outlet yang berlokasi di jantung hype kota Jakarta Selatan, Senopati, dipenuhi kalangan pergaulan Jakarta karena Oky dan Fatsi mengambil kebijakan melepas omzet rupiah mereka selama 2 minggu terakhir bulan Desember 2015 dengan memberikan free cut. Tanpa bisa berisitirahat Imam dan Ilham masing – masing memotong hampir 15 kepala setiap harinya. Strategi ini diambil Oky dan Fatsi untuk membuktikan bahwa hasil pemikiran dan training mereka akan membuahkan hasil yaitu dikenalnya Chief Barbershop dengan, sementara ini, duet penyerang maut Imam-Ilham. 

****** 

.... to be continued ....

No comments:

Post a Comment