Tidak berwarna adalah dua kata
untuk menggambarkan aktifitas drifting Indonesia di tahun 2014 ini. Hanya ada 2
event grassroot. Dua. Oke, tiga. Tidak menyalahkan, namun tidak juga
membenarkan. Kenapa?, karena selain drifting, cabang motorsport lain masih berjalan
seperti biasanya. Kok bisa? Karena mereka merupakan cabang motorsport yang
sudah ada pada kalender organisasi otomotif nasional yang entah kenapa tidak
memasukkan drifting di kalender kerja mereka. Alasannya? Mari kita tanya pada
siapa saya tidak tahu. Saya yakin ada alasannya. Tapi alasan kenapa tidak
dieksekusi tidak ada. Semua sulit memang tapi semua memang lebih mudah kalau
tidak dikerjakan.
Walaupun tidak berwarna untuk
sebagian besar kalangan penggemar drifting, bagi saya, 2014 merupakan tahun yang luar biasa berwarna dalam
kehidupan drifting saya. Semua berkat satu nama yang sakral bagi penggemar
drifting di seluruh dunia, Ebisu. Ya, setelah sekian lama menekuni drifting,
tahun ini akhirnya saya berhasil naik haji, atau mungkin lebih tepatnya umroh,
ke sirkuit legendaris yang biasa hanya dapat dilihat di Youtube. Tidak hanya
sekali, namun dua kali, yaitu pada bulan September bersama Ananda Yusuf, Dean Zen, dan Stuart Collin, dan Desember bersama Ananda Yusuf (lagi), Regi Fiandisa, dan Ramadhan. Jujur saya
sama sekali tidak menyangka akan bisa mengunjungi Ebisu dua kali dalam setahun,
benar-benar pengalaman yang sangat berharga.
Mungkin tidak semua orang tahu
bahwa Ebisu terdiri dari 5 track yang biasa dipakai untuk drifting. Kurukuru
land, School Track, Touge, North, dan track legendaris, South, atau yang biasa
disebut Minami. Dengan tingkat kesulitan track sesuai dengan urutan tadi, Ebisu
benar-benar menjadi tempat penentuan skill drifting yang seseorang telah tekuni
selama hidupnya. Tembok, tanjakan, turunan, blind corner, blind corner dan
tanjakan langsung turunan lalu bertemu tembok, sebut semuanya. Ya, melihat
Ebisu, saya juga tidak heran kenapa skill orang Jepang tinggi bila bicara dalam
konteks drifting...
... seperti orang
ini, Suenaga Naoto dari Team Orange
Jadi Ebisu secara ideal merupakan
surga bagi para penggemar drifting di seluruh dunia. Tempat yang wajib
dikunjungi setidaknya sekali dalam hidup. Tiket, visa, biaya penginapan
konsumsi, serta uang saku, terasa seperti tidak berat apabila sudah ada niatan
untuk mengunjungi taman hiburan drifting ini. Walaupun untuk masalah tidak
tersedianya mobil dan tidak ada yang bisa disewa namun harus membeli terasa
sangat berat, beruntung saya dan kawan-kawan bisa ikut meminjam Toyota Chaser
Mark II yang dibeli oleh Ananda Yusuf dari Powervehicles.com, kelompok 'gaijin'
Australia yang bekerja dengan membangun bengkel dan berjualan mobil drift dan
time attack untuk penggunaan di Jepang. Dengan modal membiayai bensin, ban, dan
tiket masuk sesuai “jatah” masing-masing, saya dan kawan-kawan bisa menikmati dan
menjajal track-track di Ebisu.
Bagaimana
kalau terjadi sesuatu pada mobilnya? Walaupun Powervehicles.com dapat membantu
memperbaiki, tentu biayanya tidak kecil. Akan sangat membantu apabila kita
dapat membawa alat-alat sendiri dari
rumah, dan belajar mandiri memperbaiki kerusakan. Spare part semua tersedia,
hanya butuh keterampilan dan keinginan untuk belajar. Jujur, saya tidak
memiliki kemampuan untuk memperbaiki
kerusakan, karena itu hal paling masuk akal yang saya bisa bayangkan adalah membawa
mekanik sendiri untuk kunjungan berikutnya...
... dan jangan lupa
untuk minta maaf kepada pemilik mobil
Lalu
apakah hanya Ebisu? Tentu tidak. Selain Ebisu yang berada di Nihonmatsu,
Fukushima, saya mengunjungi berbagai
bengkel modifikasi mobil di berbagai daerah di Jepang yang menjadi trend di
berbagai aliran gaya mobil di dunia, dan bertemu langsung dengan para
pendirinya. Bukan bengkel besar :
pencetus gaya fender flare terkemuka saat ini : Rocket Bunny
oleh Top Racing Art, Kyoto...
... and the boss, Kei Miura. Damn we're so lucky to meet him
Lebih suka FWD? Kanjo? Car Craft Boon, Osaka
atau lebih suka American-classic? Mooneyes Area One,
Yokohama
bagaimana kalau British-classic? SMITHS, Osaka
Bukan list yang jelek kan? Banyak
informasi dah pelajaran yang saya dapatkan dari bengkel yang saya kunjungi, dan
untuk kedepannya saya masih ingin mencari lebih dalam seluk beluk dunia
modifikasi Jepang melalui bengkel-bengkel modifikasi, bertemu dengan para pakar
dan pendiri bengkel tersebut, berbicara secara lebih personal mengenai apa yang
mereka lihat dari hasil karya mereka, dan apa yang sebenarnya mereka harapkan
dari hasil karya tersebut.
Jadi, untuk drifting Indonesia,
apabila keadaan saat ini seperti tidak berwarna bagi kehidupan drifting lokal,
saya rasa sudah saatnya untuk berpikir dan melihat secara global, memperkaya
pengetahuan, dan melihat langsung, apa yang membuat kehidupan drifting di luar
sana sangat berwarna dan hidup.
Saatnya untuk belajar lagi.
Note :
All photos with Goodrides watermark belongs to www.goodrides.co
For more story from the Japan trip :
http://goodrides.co/unexpected-agenda-smiths-service-co-japan/
http://goodrides.co/the-west-side-treat-mooneyes-japan/
http://goodrides.co/the-drift-heaven-ebisu-circuit-japan-part-1/
http://goodrides.co/the-drift-heaven-ebisu-circuit-japan-part-2/
No comments:
Post a Comment